Wibukan

"aku sebenarnya ingin sekali berteman bahkan hingga memiliki sahabat, tapi aku memang seorang yang payah dalam hal pertemanan jadi apa boleh buat?" jawabnya tanpa semangat sedikitpun

"jadi ketika kau sendiri sebenarnya kamu gak mau? dan disaat kamu gak diajak reuni & jalan-jalan apa kamu sakit?"

"ya, terkadang aku sangat iri melihat orang lari-larian dengan temannya, tertawa, bercanda, mengobrol dan sebagainya. Ya apa boleh buat karna aku hanyalah NPC yang cuman bisa mengamati. Dan lagi siapa yang tak sakit bila melihat teman-teman lamamu tertawa bersama sedangkan kau sendiri dilupakan rasanya sampai ingin menangis" sambil ia menatap ke bawah dengan sedikit senyuman

"kau tak akan tau sebelum mencobanya. berteman itu mudah sama halnya seperti menyapa mereka setiap hari dan menanyakan sesuatu pada mereka" asikku mengajaknya

"aku akui memang mudah tapi yang membuatku sulit berteman yaitu diriku sendiri yang egois. Setiap aku dekat dengan seseorang, aku akan sangat akrab sehingga aku sangat peduli dengannya. tapi ada saatnya ketika ada masalah aku sangat sulit untuk akur sehingga petemanan kami bisa terputus"

"kenapa kau sulit akrab ketika ada masalah diantara kalian? bukankah masalah hal yang wajar?" ujarku

"aku pun tidak tahu kemungkinan karna aku terlalu peduli padanya makannya aku bisa sampai marah sehingga sulit berbaikan. meskipun dipaksa aku bahkan tidak bisa menatap mantanya, rasanya wajah & mataku selalu minder sendiri. Makannya sebelum temanku membenciku, aku lebih memilih mengasingkan diri" jawabnya dengan halis yang mengangkat seperti orang yang cukup kebingungan

"oh maaf gak ngasih tau soalnya kamu lagi cacar ditambah jadwal fotogapernya memang hari itu gak bisa diubah" kata salah satu akan kelas yang rajin

"BUKAN MASALAH AKU TAK ADA. TAPI DIA! KENAPA KALIAN TAK MENGAJAKNYA? KENAPA GAK ADA FOTONYA? SETIAP TAHUN IA PASTI SELALU DILUPAKAN TEMAN-TEMANNYA! APA DIA SAKIT JUGA?!" sentakku sambil menunjuk Ari yang duduk tenang dibelakangku.

"kami sudah memberitahu semuanya kok, lewat pengumuman di grup. Itu salahnya sendiri kenapa tak datang ke tempat berfoto kami" bela murid lain

"oke sorry" kataku sambil duduk kembali

"aku gak punya motor untuk kesana karna cukup jauh dari rumahku" jawabnya tanpa sesal

"tapi senggaknya kamu bisa numpang di temen yang lain kan?!" ujarku

"gak apa-apa kok, setidaknya aku bisa menemanimu sama-sama gak ada di album hehehe. aku cukup bersyukur memiliki teman yang mengingatku, terimakasih" sambil tersenyum lebar dengan matanya yang agak berkaca-kaca

“Anime itu mendidik banget” 

“Anime itu bukan tontonan bocah”

"Jangan sampai kita melupakan orang yang berjasa besar/kecil, karna tanpa jasanya kita takan menghasilkan sesuatu. termasuk teman kita yang telah menemani kita apapun kondisi kita"

Gimana kalo ga bisa berhenti atau udah kecanduan? Tenang aja, ane juga sama malah levelnya bisa dibilang parah, Solusinya yaitu Ketika dikasih Uang 'amanah' & ingin membeli sebatang rokok, pikirkan dulu tentang alasan orang tua ngasih uang 'amanah' itu buat apa? (alasan di atas) & pikirkan mereka udah memeri kepercayaan pada tangan kita untuk menyampaikan 'amanah' itu, lalu kenapa kita mengkhianati mereka? bukankah itu cukup kejam. Dari situlah setiap hari ane tahan & berpikir itu, lalu akhirnya bisa juga move on dari hal menyimpang.

Jadi... saran dari ane cuman 1 kalo kalian gak mau disamain kayak wibu diatas sama orang-orang.suka, cinta, maniak, kaliah harus nyembunyiin atau senggaknya meminimalisir tindakan berbau wibu kalian di sosmed/real life biar gak dikira aneh & gak disamain kayak wibu-wibu diatas. Tapi kalo kalian mau dikira orang aneh... yah selamat berjuang di real life.